Selasa, 26 Februari 2013

Tentang Punk, Nasionalisme, dan Fan Base, Interview oleh Salah Cetax Zine #12

 Tentang Punk, Nasionalisme, dan Fan Base, Interview oleh Salah Cetax Zine #12 Dipindahkan dari Salah Cetax (SC) Zine #12 -Desember 2012 -
Salah Cetak (SC) adalah zine punk, sedangkan ERK adalah band pop, oke ini ibarat meneguk Tuak dicampur jus alpukat? haha tentu saja tidak. Kalian pasti paham, ERK bukanlah seperti band pop masa kini yang "Lagu cinta melulu, Suka mendayu- dayu.." oke, silahkan simak wawancara yang dijawab oleh Cholil dan Adrian.

SC : Halo ERK, bagaimana kondisi kesehatan? tolong perkenalkan diri
ERK : Kami bertiga yaitu, Cholil (vokal dan gitar), Akbar (drum), dan Adrian (bass). Tentang kesehatan, saat ini Adrian sedang berjuang untuk mengatasi penyakitnya, dia terserang virus toxoplasma yang efeknya sudah menahun sampai berpengaruh pada fungsi pengelihatan (fungsi retina mata) dan sistem kekebalan tubuhnya. Untuk saat ini tugasnya dipanggung digantikan oleh teman kami Poppie Airil. (cepat sembuh Adrian! -Ed)

SC : Bisa ceritakan kabar terkini dari ERK?
ERK : Disela-sela manggung kami sedang mengerjakan album ketiga.

SC : Bisa kasih sedikit bocoran tentang album ketiga itu?

ERK : Sampai saat ini sesi rekaman instrument (drum,bass,gitar dan piano) hampir selesai, piano di isi oleh Muhammad Asranur, kibordis band Fever To Tell. Untuk vokal sekarang masih dalam tahap penulisan lirik. Rencananya album ini terdiri enam laguyang durasi tiap lagunya cukup panjang (8-12 menit)
SC : Saya sempat baca di Rolling Stone, kalian akan menghilangkan unsur punk di album baru kalian? Mengapa?

ERK : Sejak album pertama kami (Efek Rumah Kaca), ERK sudah muncul sebagai band yang mengusung berbagai unsur musik secara bebas. Kami bebas memadukan unsur pop, rock, punk atau mood apapun yang kami rasakan pada saat itu. Mood kami saat ini sedang bergeser dan sedang seru-serunya memasukkan unsur folk, biar gak bosen juga memainkan di panggung.

SC : Ngomong-ngomong tentang unsur punk yang masuk di album kalian, seberapa jauh kalian menyuntikkan punk dalam album ?

ERK : Pada album Efek Rumah Kaca dan Kamar Gelap kami banyak menyampaikan protes terhadap nilai-nilai yang berlawanan dengan ideologi kami. Gugatan terhadap masalah politik, sosial, agama dan masalah lainnyamenjadi realistis karena memang bersinggungan dengan kehidupan kami. Spirit pemberontakan itu yang kami usung. Kalau dari sisi musik, beat yang bernafaskan punk sering kami mainkan sebagai ungkapan yang meledak-ledak.

SC : Oke kita mundur sedikit, kalian begitu produktif di dua album awal dengan jeda hanya 1 tahun, dan sekarang sudah 2012, tapi belum ada album yang muncul. Apakah ada persiapan begitu hebat hingga butuh waktu lama untuk album baru ?

ERK : Di album ketiga kami memang ingin membuat perubahan aransemen musik, pergeseran warna musik dan durasi yang panjang juga harus kami tangani dengan baik dan ternyata membutuhkan effort yang lebih besar dan waktu yang lebih lama. Hal lain dipengaruhi juga oleh kesehatan Adrian sehingga jadwal latihan dan rekaman sempat tertunda.
SC : Saya suka lagu Mosi Tidak Percaya, aransemen musik, lirik bahkan merch untuk lagu ini luar biasa. Bisa ceritakan lebih lanjut tentang lagu ini? Alasan dibuat?

ERK : Kekuatan lagu ini adalah rif yang bernafaskan punk. Hal itulah yang menggiring kami untuk mengisinya dengan satu kalimat lirik yang menggugat. Cholil menulis lirik lagunya dengan mengadopsi istilah "mosi tidak percaya" sebagai ungkapan rasa tidak percayaterhadap sistem pemerintahan yang korup.
SC : Lalu di lagu bukan lawan jenis, kalian anti homoseks? maaf, aku masih bingung tentang lagu ini.

ERK : Tidak, justru kami menerima kaum homoseks sebagai bagian dari masyarakat. Point dari lagu itu kami berteman dengan mereka tetapi tidak berhubungan dalam aktifitas seks karena kami heteroseksual.
SC : Kalian pasti masih ingat tentang Irsad Manji, bagaimana komentar kalian tentang dia dan bukunya? atau mungkin tentang pembubaran diskusinya?

ERK : Kami belum membaca bukunya tapi yang kami tau dari wawancaranya dengan beberapa media, Irshad Manji adalah reformis Islam yang bertujuan untuk mengembangkan (berijtihad) nilai-nilai pemikiran Islam yang lebih mengutamakan kebebasan berpikir. Isi bukunya yang berjudul Allah, Liberty and Love mengajarkan bagaimana umat muslim bisa mempraktikkan kebebasan dalam kehidupannya dalam arti bebas bertanya, bebas untuk mempelajari makna yang tertulis dala Al Quran. Kalau melihat kutipan wawancara ini buat kami rasanya tidak masuk akal kalau diskusi bukunya ternyata dapat penolakan dari "ormas Islam" di Indonesia. Apakah ini berarti kebebasan berpikir dan berpendapat di Negara ini dibatasi.
SC : Tentang artwork-artwork ERK, baik di kover album maupun dalam merch, siapa yang mengerjakan? menyuruh orang kah? lalu bagaimana prosesnya?

ERK : Artwork album Efek Rumah Kaca dibuat oleh Aditya Wijanarko, kami yang memintanya. Artwork Kamar Gelap dibuat oleh Angki Purbandono. Album ini adalah karya kolaborasi, karena didalamnya memuat karya-karya fot Angki Purbandono. Disain - disain pada merchandise di buat oleh teman - teman Efek Rumah Kaca dan biasanya mereka yang menawarkan disainnya kepada kami sebelum kami mengambilnya menjadi sebuah produk.
SC : ERK adalah sebuah band pop, saya menangkap fenomena unik, beberapa penggiat HC/Punk banyak yang mengapresiasi lagu kalian, bahkan ERK pernah masuk di beberapa zine HC/Punk. Nah, itu tadi statement personal saya, bagaimana kalian menanggapi?

ERK : Menurut kami apresiasi mereka adalah bentuk penghargaan terhadap hal yang substansial dari lagu - lagu kami. Mereka paham bahwa dengan warna musik yang berbeda, sebenarnya kami dan mereka memiliki spirit yang sama.
SC : Bisa beri opini singkat tentang 'Punk' ?

ERK : Punk yang lahir sebagai sub-kultur ditengah krisis ekonomi dan kemrosotan sosial banyak menyuarakan rasa frustasi, kemarahan, kejenuhan, dan pemberontakan terhadap kondisi sosial-politik dan nilai-nilai kemapanan. Sebenarnya nilai-nilai Punk adalah suatu bentuk rasa keterasingan dari sistem yang "tidak adil".
SC : Menjadi Indonesia, dilihat dari judulnya, sungguh sangat membosankan (karena mungkin saya gak nasionalis) tapi karena musiknya asik, memaksa saya membaca lirik. Apa alasan khusus pembuatan lagu ini? saya sedikit curiga, apakah dengan adanya lagu ini ERK terinspirasi Cokelat, yang makin laris di bulan Agustus, hehehe ?

ERK : Lagu ini terinspirasi dari buku karangan Parakitri T.Simbolon dengan judul yang sama. Karena tertarik dengan judulnya, Cholil sempat membaca sinopsisnya dan mendapatkan gagasan yang baru tentang "Menjadi Indonesia" dengan cara pandangnya sendiri seperti yang tertuang dalam lagu.
SC : Selain album, apa ada rencana kedepan buat ERK? tur luar negri mungkin?

ERK : Untuk saat ini belum ada. Kita masih konsentrasi untuk pengerjaan album.
SC : Sekarang tentang Munir, dibunuh dan hingga sekarang kasusnya tidak jelas. setujukah kalian dengan statement "Munir dibunuh negara?"

ERK : Setuju, bila yang dimaksud adalah BIN, POLRI, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung dan Pemerintah. Selain BIN yang ditemukan oleh Tim Pencari Fakta (TPF) sebagai perencana pembunuhan ini nampaknya POLRI, KEJAKGUNG, MA dan Pemerintah sering sekali menghambat hasil temuan TPF.
SC : Oke, album terbaru akan dirilis oleh label kalian sendiri. Mengapa? saya yakin pasti prosesnya sangat menyenangkan ketika tidak bergantung pada record label orang, karena kuasa ditangan kalian.

ERK : Iya. Kami bisa menentukan strategi lebih bebas dan kebetulan selama ini kami sudah sering terlibat dalam proses produksi dan promosi. (yeah, viva la d.i.y -Ed)
SC : Tentang tour, dimana tour terjauh kalian, dan bisa ceritakan bagaimana ERK main di Balikpapan, plus sedikit kesan dari Balikpapan ?

ERK : Tour paling jauh kami Malaysia. Manggung di Balikpapan sangat seru, panggung kecil, penonton rapat dengan panggung, intim, saling berbagi energi. Kami tidak menyangka para penonton menyanyikan lagu kami hampir di sepanjang pertunjukan. Perlu sering ada panggung seperti itu, terutama agar band lokal punya sarana untuk mempertunjukkan karyanya, dari situ mungkin terbentuk iklim yang bisa memajukan musik di Balikpapan.
SC : ERK berada di Jakarta, bagaimana dengan pemilihan gubernur? apa kalian termasuk barisan yang taat untuk memilih ketua? dan jikalau, ada tawaran untuk main di acara kampanye kira-kira ERK akan main di kampanye siapa? kalu tidak mengapa?

ERK : Kami taat dalam artian kami akan memilih salah satu calon yang memenuhi kriteria atau abstain bila tidak ada pilihan. Sampai saat ini kami masih mendukung pasangan calon dari non partai karena lagi gak ada  partai yang bisa dipercaya nih.
SC : Pilih mana? Hasil bagus tapi mencontek, atau hasil apa adnya cenderung buruk tapi kerja sendiri?

ERK : hasil kerja sendiri tapi gak terlalu buruk he..he..
SC : Pertanyaan terakhir, tidak bisa dipungkiri bagwa ERK sekarang menjelma menjadi band besar, penghargaan dari rolling stone, aksi panggung di layar kaca, ribuan follower dll. mengapa kalian masih mau menjawab pertanyaan dari salah cetax zine ini ?

ERK : Kami berkeyakinan untuk tidak membeda-bedakan media. Melalui zine yang notabene pembacanya lebih tahu tentang Efek Rumah Kaca, kami bisa terus berkomunikasi dengan komunitas akar rumput. Melalui media massa yang lebih besar kami bisa memperluas jangkauan dan segmen pendengar Efek Rumah Kaca.
SC : Terima Kasih, semoga ERK terus melawan, any last word untuk pembaca salahcetax zine? Oh ya hampir lupa, ERK gak punya basis fans kan? Seperti sahabat ERK mungkin, atau milisi ERK sapa tau. hehe..

ERK : Kami tidak ingin mengelola fans. Kami lebih suka memposisikan diri bahwa kami bukan siapa - siapa, sama seperti dulu sebelum kami merilis album dan belum dikenal orang. Dengan posisi itu rasanya semangat dan suasana bermusik kami lebih pure, yang kami pikirkan hanya bagaimana membuat karya yang bagus. Kalau ada yang merasa atau ingin membentuk fan base ERK kami tidak bisa melarang karena itu adalah hak dan bentuk apresiasi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar